Home »
Blog »
DIALOG SYEKH ABDUL QADIR JAILANI RA DAN MALAIKAT MAUT
Dalam ceramah di akhir bulan Rajab 546 H di Madrasah, Syekh Abdul Qadir Jailani menuturkan:
Imam Junaid Al-Baghdadi rahimahullah sering kali mengatakan :
“Apa yang dapat kuperbuat terhadap diriku? Aku ini hanya seorang hamba dan milik Majikanku.”
Dia telah menyerahkan dirinya kepada Allah,
tidak memiliki pilihan lain selain terhadap-Nya dan tidak mengusik-Nya.
Junaid telah rela dengan apa pun yang ditakdirkan kepadanya. Hatinya
telah menjadi baik dan nafsunya telah tenang.
Dia telah mengamalkan firman Allah Azza wa Jalla, “Sesungguhnya pelindungku adalah Allah yang
telah menurunkan Al-Kitab (Al-Quran) dan Dia melindungi orang-orang yang saleh.” (QS Al-‘Araf:
196)
Pada suatu malam, aku mengingat kematian, dan aku menangis dari awal malam hingga waktu sahur
tiba. Aku berdoa, “Ya Tuhanku, aku mohon kepadamu agar malaikat mautt tidak mencabut nyawaku,
tapi Engkau sendiri yang mencabutnya.
” Kemudian, aku tertidur, lalu aku bermimpi melihat seorang
tua yang mengagumkan dan menawan. Dia kemudian masuk dari arah pintu, dan aku bertanya
kepadanya: “Siapakah engkau?”
Lalu, dia menjawab, “Aku malaikat maut.”
Aku katakan kepadanya, “Aku telah meminta kepada Allah agar Dia sendiri yang mencabut nyawaku,
bukan engkau yang akan mencabutnya.”
Malaikat itu balik bertanya, “Lalu mengapa engkau meminta hal itu? Apa
dosaku? Aku hanyalah hamba yang mengikuti perintah. Aku diperintahkan
bersikap lemah lembut terhadap suatu kaum dan bersikap kasar kepada kaum
yang lainnya.” Kemudian, dia memelukku dan menangis, maka aku pun
menangis bersamanya.
Ahmad bin Hanbal rahimahullah berkata :
“Betapa
banyak hati yang terbakar oleh kecintaan kepada dunia, padahal di
dadanya ada Al-Quran. Sementara, banyak orang saleh yang selalu bangun
malam mendirikan shalat malam, beramar makruf nahi munkar. Tangan mereka
itu terbelenggu oleh sikap wara’ sehingga meninggalkan dunia, dan
keinginan mereka mencari Tuhan mereka begitu kuat. Maka,
infakkan harta kalian kepada mereka itu. Sebab, di kemudian hari mereka itu akan mendapatkan
kekuasaan di sisi Allah ‘Azza wa Jalla.”
---Dikutip dari kitab Fath Rabbani.
0 komentar:
Posting Komentar