KH A Mustofa Bisri (Gus Mus) meminta kepada umat muslim pada umumnya
untuk belajar ilmu agama dengan guru yang jelas, seperti halnya belajar
atau mengaji di pondok pesantren.
"Di pesantren ada kiai atau
ustadz yang mempunyai pengetahuan agama yang cukup serta punya rujukan
yang jelas; bersandar Al-Qur’an dan Hadits. Jangan sampai belajar agama
hanya mengandalkan google, nanti bisa menyesatkan," ucap pengasuh
Pesantren Raudlatut Thalibin Leteh Rembang itu.
Ia menyampaikan hal itu pada acara halal bihalal Persatuan Pengasuh Pondok Pesantren Salafiyah Kaffah (P4SK) di halaman Pondok Pesantren Arrobany Darunnaim Lungge Temanggung, Jawa Tengah, Sabtu (30/7) malam.
Gus Mus juga mengaku prihatin, belakangan ini banyak orang tidak punya pengetahuan agama yang bagus, hanya bermodal browsing google, lalu ceramah ke mana-mana. "Kalau tidak kita antisipasi, hal demikan itu bisa sesat-menyesatkan," ujar Mustasyar PBNU itu.
Sementara itu Pengasuh Pesantren Al Anwar Sarang Rembang KH Maimoen Zubair dalam tausiahnya mengatakan, pondok pesantren merupakan merupakan ciri khas Islam, salah satu tonggak perubahan dan pertahanan negeri. "Mari sama-sama terus mempertahankan keberadaan pesantren. Pesantren tidak boleh mati," pinta kiai yang kini berusia 89 tahun.
Menurut Ketua Pengurus Pusat Persatuan Pengasuh Pondok Pesantren Salafiyah Kaffah (P4SK) KH M Yusuf Chudlori, pondok pesantren salaf punya peran penting dalam pengembangan sumber daya manusia (SDM) dan moral generasi muda. Selain diajarkan ilmu agama, di sana juga diajarkan ilmu bermasyarakat dan life skill (kecakapan hidup).
"Pondok pesantren sebagai benteng Ahlussunnah wal Jamaah. Maka, ponpes salaf harus kita uri-uri atau lestarikan," katanya.
Dewan Pembina Pengurus Pusat P4SK KH. Abdurrozaq menuturkan, pondok pesantren menjadi lembaga atau pusat pendidikan harapan bangsa. Menurut Kiai Rozaq, pesantren salaf selalu mengajak amar makruf nahi munkar, bukan kesesatan. Pesantren salaf merupakan penerus ajaran Wali Songo. Namun anehnya, orang tua zaman sekarang kurang percaya diri dan enggan menitipkan putra-putrinya di pesantren.
"Orang tua justru bangga melihat anaknya canggih memainkan game, namun tidak tahu tentang pengetahuan agama atau ilmu agama. Ini yang menjadi keprihatinan saya," ucapnya di hadapan sepuluh ribu jamaah yang merupakan alumni pondok pesantren salaf se-Jateng dan DIY.
Lanjut Kiai Rozaq, inilah yang menjadi tugas mutakharijin (para alumni pondok pesantren) dan santri untuk terus menonjolkan identitas pesantren dan harus mengampanyekan Gerakan Ayo Mondok. "Di pesantren inilah, diajarkan Islam yang rahmatan lil alamin, bukan Islam radikal atau mengajarkan terorisme. Kami (P4SK, red) siap membantu pemerintah untuk menumpas segala aksi terorisme," ucapanya.
Kiai Rozaq menegaskan, terorisme merusak tatanan, merusak ukhuwah dan moral. Oleh sebab itu. "Kalangan pesantren wajib hukumnya jihad (perang) melawan terorisme," tuturnya. (Ahsan Fauzi/Mahbib)
sumber
0 komentar:
Posting Komentar